Pro Kontra Menurunkan Berat Badan Dengan Tinggi Lemak

Masyarakat mulai menggemari diet ketogenik untuk menjaga kesehatan tubuh. Diet ketogenik mengatur pola makan dengan menerapkan konsumsi tinggi lemak, konsumsi protein dalam jumlah rendah sampai sedang serta karbohidrat rendah. Sebanyak 75% - 90% kebutuhan kalori harian dipenuhi dari lemak, 6-20% dari protein, dan konsumsi karbohidrat maksimal 5%. Pola makan itu sejatinya bukan hal baru.

Penemu diet itu dr RM Wilders dari Maryland, Amerika Serikat pada tahun 1920. Pada 1921 diet ketogenik digunakan sebagai terapi kejang pada penderita epilepsi. Beberapa bahan atau metabolit pada diet jumlahnya lebih banyak berperan sebagai sumber energi utama. Kadar keton yang tinggi di dalam darah dapat mengontrol kejang. Idealnya konsumsi lemak dan protein bagi anak-anak antara 4 : 1.


Salah Paham.


Diet ketogenik dimulai dengan puasa selama 12-48 jam atau sampai keton urine positif kuat, dan retriksi cairan sampai 80% kebutuhan harian. 


Terdapat 3 tahap dalam diet ketogenik :

Fase awal atau induksi, idealnya hanya mengkonsumsi 20g karbohidrat perhari dalam 1-2 pekan. 

Fase lanjutan atau konsolidasi, meningkatkan kadar karbohidrat sampai 50g. Parameter lain dapat dilihat dari tidak ada lonjakan gula darah ketika konsumsi karbohidrat.
Pada fase itu bobot badan mulai turun signifikan setelah hari ke 20 -30. 


Adapun fase terakhir diet ketogenik berupa mempertahankan pola makan dan berusaha menjaga bobot tubuh ideal, pada bulan ke 2. Pada fase itu sudah dapat mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran, tetapi tidak lebih dari 50g perhari.  

Diet seperti itulah yang dijalani Bobby Halim, bobot tubuh Bobby Halim di Jakarta turun 22 kg setelah menerapkan diet ketogenik dalam 45 hari.
“Turun bobot badan hanyalah bonus yang saya dapatkan,” tutur pria 35 tahun itu. Semua anggota Komunitas Ketogenik Indonesia itu mengalami masalah dalam tubuhnya seperti buang air besar tidak lancar, keringat selalu mengalir dari tubuhnya, serta sulit tidur pada malam hari. Saat itu Bobby lazim mengkonsumsi karbohidrat seperti nasi, jagung, kentang dan roti gandum hingga 60% perhari.


Selama ini muncul pemahaman bahwa lemak menyebabkan penyakit kolesterol. Menurut dosen Kardiologi dan Vaskuler, Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran, dr Rien Indra Dewi, SpJP, penyakit kolesterol timbul bukan karena banyak konsumsi lemak. Namun, penyakit itu muncul karena konsumsi sumber kolestero dan karbohidrat secara bersamaan.


Contoh seseorang yang mengkonsumsi nasi, satai kambing dan es teh manis dalam waktu bersamaan.
Karbohidrat dan kolesterol menghasilkan glukosa jika sudah masuk dalam tubuh. Metode diet ketogenik mengurangi asupan karbohidrat dalam tubuh. Sifat gula mudah sekali berubah sehingga menyumbat aliran darah dalam tubuh. “Sebagian besar orang selalu berada dalam keadaan glukosis, artinya membakar glukosa dari karbohidrat untuk mendapatkan energi,” tutur Rien. Jika terus mengkonsumsi glukosa dalam jumlah berlebih, maka menimbulkan penyakit-penyakit lain yang mematikan.


Baca Juga : Menurunkan Berat Badan Tanpa Tersiksa

Masalah Pencernaan.


Menurut ahli nutrisi dalam bidang olahraga di Medan, Provinsi Sumatera Utara, Rudy Mawer, metode diet ketogenik merupakan cara baik untuk menurunkan berat badan pada penderita obesitas dengan efek samping kelelahan yang minimal. Rudy mengatakan terdapat banyak keuntungan ketogenik seperti hasil cepat. Diet Keto memiliki konsep sederhana dengan mengeliminasi satu golongan makanan(karbohidrat) dan mudah memahaminya.
Nia Deviyana di Jakarta mengatakan selama menjalani diet ketogenik ia menghadapi masalha pencernaan. Masalah itu timbul karena kurang mengkonsumsi serat atau karbohidrat. “Selain itu, saya juga mengalami kemerosotan kesehatan seperti lelah, linglung dan sakit kepala hingga 4-5 jam perhari,” ujar Nia. Zat keton mengambil peran glukosa dalam tubuh, hal ini menguras sumber energi yang tersedia dalam tubuh dan otak manusia.


Menurut dosun Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Prof Dr dr Boerhan Hidajat MKes, diet ketogenik sangat tidak dianjurkan pada penderita penyakit ginjal atau diabetes mellitus. Asupan protein akan memberatkan fungsi ginjal. Mengkonsumsi makanan dengan karbohidrat tinggi sudah menjadi kebiasaan warga Indonesia. Metode diet itu akan memberikan efek “kaget” pada tubuh yang berpengaruh pada kondisi fisik dan psikologis.
Ia mencontohkan gangguan itu seperti sakit kepala, gangguan emosional, gangguan metabolisme tubuh, dan ketidakseimbangan hormon. “Jika ingin tetap melakukan diet itu, sebaiknya konsultasi dulu dengan ahli gizi,” kata Boerhan.


Selain itu minumlah air putih minimal 10 gelas atau 3 liter perhari. Karena keton memiliki efek diuretic yang mengakibatkan sering buang air kecil.


Pengawasan Dokter


Direktur Lifestyle Medicine Clinic di Universitas Duke, Dr Eric Westman yang menjalani diet itu merasa lemas, mual, muntah-muntah. Beberapa pasiennya yang melakukan diet keto mengatakan bahwa tubuh tidak merespon makanan dengan baik. “ Salah satu pasien saya mengalami kekurangan gizi yang cukup serius,” ujar Eric.
Bagi perempuan, menurunkan asupan karbohidrat yang cukup drastic menyebabkan efek negatif berupa siklus menstruasi tidak teratur.
Sebagian pasien berpikir bahwa metabolisme tubuh tidak teratur selama ketosis itu bekerja. Selain itu, diet ketogenik juga dapat menurunkan kadar testosteron pada pria dalam plasma darah, tidak mendapatkan asupan mineral dan vitamin yang cukup, serta mengurangi tingkat kerja otak yang membuat pelaku hilang konsentrasi. Lazimnya orang diet dengan mengurangi jumlah makanan yang mengandung kadar lemak tinggi.


Mengurangi asupan karbohidrat menyebabkan terjadinya pemecahan lemak dalam tubuh untuk mendapatkan energi. Lemak yang dimaksud yaitu lemak sehat seperti daging. Minyak ikan, dan telur. Minyak nabati dari alpukat, zaitun, biji bunga matahari, serta kacang-kacangan juga menyehatkan. Diet ketosis tidak dapat dikatakan baik atau buruk. Untuk itu harus dalam pengawasan ahli gizi atau dokter.


Sumber : Trubus – April 2017 Pro Kontra Diet Tinggi Lemak.// Tiffani Dias Anggraeni


Tidak ada komentar:

Posting Komentar